Penggunaan Mesin Tik Braille




Penggunaan Mesin Tik Braille
 Tampaknya model mesin tik Braille yang paling diminati orang tunanetra di dunia adalah Perkins Brailler produksi Howe Press, Perkins School for the Blind, Amerika Serikat. Pada selembar kertas berukuran 11 x 11 ½ inci, dengan mesin tik ini anda dapat menuliskan 25 baris teks Braille, 42 karakter Braille per baris. Akan tetapi, mesin tik ini juga dapat mengakomodasi kertas dengan ukuran lebih kecil. Di bawah ini ditampilkan kembali gambar mesin tik Braille Perkins yang sudah anda lihat pada Modul 1.

Perkins Brailler

Cara Memasang Kertas
-               Buka penjepit kertas yang ada di kiri dan kanan bagian atas mesin tik itu dengan menariknya ke belakang (kea rah tubuh anda).
-               Mesukkan kertas dari arah depan mesin tik dengan menyelipkannya ke bawah kepala mesin tik.
-               Tutup kembali penjepit kertas.
-               Putar tombol penggulung kertas (yang ada di samping kiri dan kanan) kea arah belakang hingga mentok.
-               Tekan tombol spasi baris (yang ada di sebelah kiri tombol pengetik) untuk memposisikan kertas pada keadaan siap tik.

Pada bagian belakang mesin tik Perkins ini (bagian yang lebih dekat ke tubuh anda) terdapat sembilan tombol. Tombol paling kiri (agak ke atas) adalah tombol spasi baris yang tadi sudah kita pergunakan untuk memposisikan kertas pada keadaan siap tik. Tombol ini selanjutnya dipergunakan untuk menggeser kertas per baris. Tombol yang ada di sisi kanan (agak ke atas) adalah tombol spasi mundur (backspace), untuk mundur per huruf.

Sesuai dengan pola enam titik yang dipergunakan dalam Braille, mesin tik ini hanya mempunyai enam tombol pengetik, tiga di sebelah kiri dan tiga di sebelah kanan, dipisahkan oleh tombol spasi. Tiga tombol di sebelah kiri itu dipergunakan untuk membuat titik 1, 2, dan 3; sedangkan tiga tombol di sebelah kanan untuk membuat titik 4, 5, dan 6. Tombol untuk titik 1 ditekan dengan telunjuk kiri, titik 2 dengan jari tengah kiri, dan titik 3 dengan jari manis kiri; sedangkan tombol untuk titik 4 ditekan dengan telunjuk kanan, titik 2 dengan jari tengah kanan, dan titik 6 dengan jari manis kanan (lihat gambar 3.3). Untuk membuat sebuah huruf yang terdiri dari beberapa titik (misalnya huruf q yang terdiri dari titik 1-2-3-4-5), semua tombol yang membentuk titik-titik itu ditekan bersamaan.

Sebelum anda mulai mengetik, pastikan kepala mesin tik berada di pinggir kiri. Pada saat anda mengetik, dia akan bergerak ke kanan.
Gambar 3.3: Mengetik Braille
(Dikutip dari www.brl.org)
Perky Duck

            Jika anda berkesulitan mendapatkan mesin tik Braille untuk berlatih, anda dapat menggunakan software yang khusus dirancang untuk mensimulasi cara mengetik Braille. Salah satu dari software tersebut adalah Perky Duck, yang dikembangkan untuk program pendidikan jarak jauh oleh Duxbury Systems. Software ini dapat di-download secara Cuma-Cuma dari situs web Duxbury Systems: http://www.duxburysystems.com. Nama file software itu adalah “setup_perky.exe”. Jika anda mendapatkan kesulitan men-download software itu dari Internet, anda dapat memintanya kepada penulis melalui e-mail: didi.tarsidi@yahoo.co.id.

Dengan software ini, keyboard computer anda dapat berfungsi seperti tombol-tombol mesin tik Braille. Sebagaimana halnya dengan mesin tik Braille, anda hanya memerlukan enam tombol untuk menghasilkan huruf Braille. Tombol huruf s-d-f pada keyboard computer anda akan berfungsi untuk menghasilkan titik Braille 3-2-1, dan tombol huruf j-k-l menghasilkan titik Braille 4-5-6. Titik-titik Braille itu akan ditayangkan pada layar monitor.

            Perlu dicatat bahwa Perky Duck akan berfungsi dengan baik bila diinstall pada computer dengan system operasi Windows 95 atau 98. Setelah terinstall, pada menu “Program” di computer anda akan muncul submenu Duxbury, dan di dalamnya ada Perky Duck. Klik atau tekan Enter pada Perky Duck untuk mengaktifkan program ini. Dalam program aplikasi Perky Duck ini terdapat lima Menu Bar, yaitu: File, Edit, View, Global, dan Help. Silakan anda eksplorasi sendiri. Yang penting anda kuasai pada saat ini adalah cara membuat dokumen.

Setelah program Perky Duck terbuka, anda tekan Control+N untuk membuat dokumen baru (“Untitled Braille Document 1”). Di sini tombol yang berfungsi hanya tombol s-d-f dan j-k-l, berfungsi sebagai tombol mesin tik Braille. Sekarang anda sudah siap untuk “mengetik Braille”.

Latihan 3.2

            Salinlah teks berikut ini ke dalam Braile menggunakan mesin tik Braille atau program Perky Duck.

Louis Braille menyadari bahwa sistem Barbier kurang baik sebagai media baca/tulis, tetapi dia sangat menyukai gagasan penggunaan titik-titik untuk tulisan bagi tunanetra; maka setelah pertemuannya dengan Charles Barbier, Louis Braille selalu memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk membuat titik-titik dan garis-garis pada kartu-kartu untuk berusaha menciptakan tulisan yang cocok bagi tunanetra.
Dia selalu mencobakan setiap perkembangan tulisannya itu kepada kawan-kawannya yang tunanetra. Menyadari bahwa jari jari kawan-kawannya lebih peka terhadap titik daripada terhadap garis, maka dia memutuskan untuk hanya menggunakan titik-titik saja dan mengesampingkan garis-garis bagi tulisannya itu. Di samping itu, dia mengurangi jumlah titiknya dari dua belas hanya menjadi enam saja. Akan tetapi modifikasi yang paling penting adalah bahwa sistem tulisannya itu tidak didasarkan atas metodologi sonografi melainkan didasarkan atas sistem abjad Latin dalam bentuk yang berbeda – menggunakan titik-titik timbul dengan konfigurasi yang unik.
Akhirnya, pada tahun 1834, ketika Louis Braille berusia awal 20-an, setelah bereksperimen dengan inovasinya itu selama lebih dari sepuluh tahun, sempurnalah sistem tulisan yang terdiri dari titik-titik timbul itu. Louis Braille hanya menggunakan enam titik “domino” sebagai kerangka sistem tulisannya itu – tiga titik ke bawah dan dua titik ke kanan. Untuk memudahkan pendeskripsian, tiga titik di sebelah kiri diberi nomor 1, 2 dan 3 (dari atas ke bawah), dan tiga titik di sebelah kanan diberi nomor 4, 5 dan 6. Satu atau beberapa dari enam titik itu divariasikan letaknya sehingga dapat membentuk sebanyak 63 macam kombinasi yang cukup untuk menggambarkan abjad, angka, tanda-tanda baca, matematika, musik, dan lain-lain.
Description: Penggunaan Mesin Tik Braille Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed: Penggunaan Mesin Tik Braille


Shares News - 2:38 AM
Read More Add your Comment 1 comments


Penggunaan Printer Braille




Penggunaan Printer Braille
 Printer Braille (juga dikenal dengan istilah embosser) menerima “data Braille” dari computer untuk dicetak ke dalam tulisan Braille. Data Braille itu dihasilkan melalui proses konversi dari “data biasa” menggunakan program penerjemah Braille.

Program MiBee Braille Converter (MBC 4)


            Terdapat banyak program penerjemah Braile yang beredar di dunia. Yang paling popular di kalangan pengguna bahasa Inggris adalah Duxbury, sedangkan program yang telah dikembangkan khusus untuk system tulisan Braille bahasa Indonesia adalah MBC (Mitranetra Braille Converter) yang dikembangkan oleh Yayasan Mitra Netra, Jakarta. Dalam modul ini akan dibahas cara mengoperasikan MBC versi 4, yang dikembangkan Yayasan Mitra Netra bekerjasama dengan Universitas Bina Nusantara, sehingga diberi nama MiBee Braille Converter (juga dikenal dengan nama MBC 4). Setelah itu, sekilas anda juga akan diperkenalkan dengan MBC 3. Menu-menu dalam program aplikasi ini menggunakan istilah bahasa Indonesia.

Kelebihan MBC 4 dibandingkan versi sebelumnya adalah bahwa dia tidak hanya berfungsi sebagai program aplikasi penerjemah Braille melainkan juga sebagai pengolah kata (word processor). Ini berarti bahwa MBC 4 tidak hanya dapat membuka dokumen yang telah dibuat dengan pengolah kata lain (seperti Microsoft Word), tetapi juga dapat digunakan untuk membuat dokumen baru.

Untuk mendapatkan software ini, anda dapat menghubungi Yayasan Mitra Netra, Jalan Gunung Balong II No. 58, Lebak Bulus, Jakarta Selatan 12440. Telepon: (021) 7692264, 7651386; Fax: (021) 7655264;                     e-mail: netra@dnet.net.id; website: mitranetra.or.id. 
Description: Penggunaan Printer Braille Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed: Penggunaan Printer Braille


Shares News - 2:39 AM
Read More Add your Comment 0 comments


Penggunaan Reglet





            Terdapat banyak model reglet berdasarkan jumlah barisnya dan jumlah petak pada masing-masing baris, tetapi yang paling banyak dipergunakan adalah reglet dengan empat baris dan 27 petak. Untuk melihat berbagai macam model reglet, silakan kunjungi situs Perkins School for the Blind: https://support.perkins.org/.

Untuk menulis dengan reglet, kertas dijepit di antara kedua plat reglet itu, dan menulis dilakukan dengan menusuk-nusukkan pen pada kertas di dalam petak-petak reglet tersebut. Menulis dilakukan dari kanan ke kiri.

Agar dapat menulis dengan benar, ikutilah langkah-langkah berikut. Langkah-langkah ini dibuat dengan asumsi bahwa anda tidak kidal, dan anda menggunakan kertas yang lebarnya lebih panjang daripada reglet.

Cara Memasang Kertas:
1.             Letakkan reglet di atas meja di hadapan anda dengan posisi horizontal, plat yang berpetak-petak (yang selanjutnya kita sebut “plat atas” ) ada di atas, engsel reglet ada di sebelah kiri. Anda akan mendapati bahwa pada masing-masing petak reglet itu terdapat enam lubang pencetak titik-titik (dua lubang ke kanan, tiga lubang ke bawah) yang merupakan kerangka Braile.
2.             Buka reglet tersebut, maka anda akan mendapati paku pada keempat sudut plat bawah reglet itu.
3.             Letakkan kertas di atas plat bawah, dengan tepi kiri kertas menempel ke engsel dan tepi atas kertas menempel ke paku atas.
4.             Tekan bagian kertas di atas paku bawah hingga menembus kertas, lalu tutupkan plat atas reglet tersebut.


Cara Menulis:
1.            Pegang pen dengan tangan kanan: buku jari telunjuk ada di atas kepala pen dan ujung telunjuk menyentuh batang pen, ibu jari dan jari tengah menjepit paku pen. (Lihat gambar 3.1).
2.            Mulailah menulis pada baris kedua, agar tulisan baris pertama tidak terlalu mepet ke tepi atas kertas, dan menulis dimulai dari sebelah kanan.
3.            Karena menulis dengan reglet harus menggunakan “system cermin”, maka pada saat menulis, anda harus menomori titik-titik Braille dengan orientasi terbalik. (Lihat kembali kegiatan belajar 2.1 pada modul 2 tentang penomoran titik-titik Braille). Dengan orientasi terbalik ini, titik 1 ada di kanan atas, titik 2 di kanan tengah, titik 3 di kanan bawah, titik 4 di kiri atas, titik 5 di tengah kiri, dan titik 6 ada di bawah kiri.
4.            Pada saat menusuk, pen harus tegak.
5.            Sementara tangan kanan menekan pen, ujung telunjuk tangan kiri berfungsi sebagai “penutun” gerakan pen. Terutama penting bagi orang tunanetra, telunjuk kiri harus selalu berada di petak yang akan ditusuk agar mengarahkan gerakan pen. Ujung telunjuk kiri ini menempel ringan pada paku pen dan harus ikut bergerak terus ke sebelah kiri agar tidak tertusuk. (Lihat gambar 3.2).
6.            Setelah baris terakhir tertulisi, reglet digeser ke bagian bawah kertas untuk melanjutkan menulis. Agar penggeseran reglet itu lurus, ikuti langkah-langkah berikut:
-           Buka plat atas reglet.
-           Anda akan mendapati dua lubang (di kiri dan kanan) yang dibuat oleh dua paku bawah.
-           Tempatkanlah lubang tersebut pada paku atas, lalu tutup kembali reglet, maka anda sudah siap untuk melanjutkan menulis.
7.            Setelah menulis selesai, buka reglet dan balikkan kertas kea arah kiri.
8.            Kini anda sudah siap membaca hasil tulisan itu. 
9.            Jika anda membuat kesalahan dalam menulis dengan membuat titik yang tidak dikehendaki, anda dapat menghapusnya dengan paku pen atau dengan kuku jari.


Gambar 3.1: Cara Memegang Pen

 
Gambar 3.2: Cara Menulis dengan Reglet dan Pen


Latihan 3.1


            Salinlah teks berikut ini ke dalam Braille menggunakan reglet.

Gagasan untuk menghasilkan huruf yang ditimbulkan muncul secara kebetulan. Franqois Lesueur, seorang anak laki-laki tunanetra, adalah murid pertama Hauy sebelum sekolahnya itu berdiri secara resmi.
Pada suatu hari, ketika Lesueur sedang membereskan kertas di meja kerja Hauy, jarinya merasakan ada sebuah tonjolan pada salah satu lembaran kertas itu: kesan sebuah huruf pada sisi belakang sebuah kartu ucapan bela sungkawa yang baru dicetak. Lesueur bertanya kepada gurunya itu apakah kesan yang dirasakan oleh jarinya itu adalah huruf “o”. Memang benar, dan kejadian ini memunculkan pemahaman pada diri Hauy bahwa jika jari-jari tangan seorang anak tunanetra dapat mendeteksi sebuah huruf yang sedikit timbul akibat tekanan yang tidak disengaja, maka jari-jari itu pasti dapat mengenali huruf-huruf dengan baik apabila huruf-huruf itu sengaja dibuat timbul.
Hauy menguji pemikirannya tersebut dengan mencetak berlembar-lembar teks dengan huruf yang ditimbulkan. Lesueur ternyata dapat membedakan setiap huruf, dan dalam waktu enam bulan dia mampu membaca dan menulis.

Rambu-rambu jawaban latihan 3.1

1.            Awal paragraf ditulis pada petak ketiga.
2.            Untuk melihat lagi konfigurasi abjad, silakan anda kembali ke Tabel 2.8 pada Model 2. 
3.            Untuk konfigurasi tanda-tanda baca, silakan anda lihat kembali Tabel 2.4 pada Modul 2.
4.            Ingat, pada saat menulis dengan reglet, anda harus memandang konfigurasi tanda-tanda itu “lewat cermin”. Artinya, pada saat menulis, titik 1-3 ada di sebelah kanan, dan titik 4-6 ada di sebelah kiri. 
Description: Penggunaan Reglet Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed: Penggunaan Reglet


Shares News - 2:37 AM
Read More Add your Comment 0 comments


Penggunaan Alat-alat Tulis Braille dan Format Braille




Penggunaan Alat-alat Tulis Braille dan Format Braille 

Anda akan dapat menguasai Braille dengan lebih baik apabila anda tidak hanya mampu membacanya tetapi juga menulisnya dengan format baku system tulisan Braille bahasa Indonesia. Terdapat dua alat yang dapat anda pelajari untuk menulis Braille, yaitu reglet (dan pen) dan mesin tik Braille.

Menulis dengan reglet lebih sulit daripada dengan mesin tik Braille karena beberapa hal. Pertama, menulis dengan reglet membutuhkan lebih banyak tenaga untuk menekan pen untuk menghasilkan titik-titik Braille. Kedua, titik-titik itu harus dihasilkan satu persatu sehingga memerlukan lebih banyak waktu untuk menghasilkan satu huruf. Misalnya, huruf “q” yang terdiri dari lima titik harus dihasilkan dengan menusukkan pen lima kali.

Namun demikian, terdapat beberapa keuntungan dari penggunaan reglet dibanding mesin tik Braille. Pertama, reglet jauh lebih murah sehingga lebih terjangkau oleh semua orang. Bandingkan, pada saat modul ini ditulis (Februari 2007), sebuah reglet dapat dibeli di Bandung dengan harga 15.000 rupiah, sedangkan Perkins Brailler (sebuah merek mesin tik Braille yang paling populer) berharga 640 dollar AS (NFB, 2006). Kedua, reglet jauh lebih kecil dan lebih ringan sehingga lebih mudah dibawa-bawa. Ketiga, reglet lebih fleksibel dalam hal ukuran dan posisi kertas yang akan dipergunakan. Misalnya, menulis pada kertas label berukuran 2 kali 10 cm hanya dapat dilakukan dengan menggunakan reglet; begitu juga pemberian label dengan menuliskannya langsung pada sampul sebuah buiku awas.

            Di pihak lain, keuntungan menggunakan mesin tik Braille – yang tidak terdapat pada penggunaan reglet – adalah bahwa dengan mesin tik Braille, penulis dapat langsung membaca apa yang sudah ditulisnya tanpa harus membalikkan kertas atau mencopotnya dari mesin.

            Oleh karena itu, terutama karena pertimbangan harga – khususnya di Indonesia dan Negara-negara berkembang pada umumnya, reglet lebih banyak dipergunakan sehingga calon guru bagi anak tunanetra sangat dianjurkan untuk menguasai penggunaan reglet sebelum dapat mengajarkannya kepada murid-murid tunanetra.

Cara lain untuk memproduksi Braille adalah dengan menggunakan printer Braille. Untuk ini anda harus mampu mengoperasikan computer dan menguasai software penerjemah Braille. Harga printer Braille masih sangat mahal, berkisar antara 1.895 dollar AS (Romeo Attaché) hingga 95.000 dollar AS (Braillo 400SW) (NFB, 2006), tentu saja dengan spesifikasi yang sangat berbeda. Romeo Attaché (diproduksi oleh Enabling Technologies Company, Amerika Serikat) adalah printer kecil dengan berat kurang dari sembilan kilogram. Printer ini hanya dapat mencetak pada satu muka kertas saja dengan kecepatan 15 karakter Braille perdetik. Di pihak lain, Braillo 400SW (diproduksi oleh Braillo Norway) adalah printer Braille untuk produksi masal dengan kecepatan 400 karakter Braille perdetik.

Dalam proyek peningkatan mutu pendidikan bagi tunanetra, Departemen Pendidikan Nasional telah melengkapi banyak SLB bagi tunanetra dengan printer Braille. Oleh karena itu, penting bagi guru bagi tunanetra memiliki keterampilan mengoperasikan printer Braile.


Description: Penggunaan Alat-alat Tulis Braille dan Format Braille Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed: Penggunaan Alat-alat Tulis Braille dan Format Braille


Shares News - 2:37 AM
Read More Add your Comment 0 comments


Angka




Angka
 Angka dibentuk dengan membubuhkan “tanda angka” (titik 3-4-5-6) langsung di depan huruf a hingga j (untuk angka 1 hingga 0). Silakan anda pelajari tabel berikut ini.

Tabel 2.5: Angka dengan Satu Digit
#a
#b
#c
#d
#e
#f
#g
#h
#i
#j
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0

Jika bilangan terdiri dari dua digit atau lebih, tanda angka cukup dibubuhkan satu saja di depan digit pertama. Silakan anda pelajari contoh-contoh pada tabel berikut ini. Bandingkanlah dengan angka-angka pada tabel 2.5.

Tabel 2.6: Contoh Penulisan Angka dengan Beberapa Digit
#aj
10
#bj
20
#aa
11
#bb
22
#ajj
100
#abc
123
#bej
250
#ajjj
1000
#aeej
1550
#ihgf
9876

 


Tanda Pugar: ; (titik 5-6). Sebagaimana kini sudah anda fahami, angka dalam Braille dituliskan menggunakan huruf abjad yang didahului tanda angka. Bagaimana kalau anda ingin menuliskan angka dan huruf dalam satu rangkaian? Misalnya 3A? Untuk membedakan huruf dari angka yang mendahuluinya, anda harus menggunakan tanda pugar (atau juga disebut tanda huruf).
-                       Tanda pugar dituliskan langsung di depan huruf untuk menunjukkan bahwa huruf tersebut tidak termasuk angka.
-                       Apabila sebuah huruf harus menggunakan tanda capital dan tanda pugar sekaligus, maka tanda pugar ditulis terlebih dahulu, dan tanda capital dituliskan kemudian, langsung di depan huruf.
-                       Tanda pugar tidak diperlukan apabila huruf itu dituliskan di depan angka. Misalnya, A3 (,a#c). Lihat contoh penggunaan tanda pugar pada tabel berikut ini.

Tabel 2.7: Contoh Penulisan Rangkaian Angka dan Huruf
#b;b
#b;,b
,b#b
#e;,e
#ad;d
#af;,f
2b
2B
B2
5E
14d
16F


Latihan 2.4

            Bacalah angka-angka berikut ini.

1.
#a  #c  #e  #g  #I  #b  #d  #f  #h  #j
2.
#aj  #bi  #ch  #dg  #ef  #fhj  #gija  #hbae #ibee
3.
#ab;a  #bc;,d  ,e#ag  #hf;f  #i;,I  ,d#c  #ac;c  #cf;,f
Description: Angka Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed: Angka


Shares News - 2:36 AM
Read More Add your Comment 0 comments


Tanda Baca




Tanda Baca
  
Tabel 2.4: Tanda Baca
4
1
2
3
8
6
8
0
7
7
-
/
59
99
‘’’
.
,
;
:
?
!
(
)
-
/
±
*

            Nomor titik untuk tanda-tanda di atas adalah sebagai berikut.

Tanda titik                  = titik 2-4-6
Tanda koma              = titik 2
Tanda titik koma       = titik 2-3
Tanda titik dua          = titik 2-5
Tanda Tanya            = titik 2-3-6
Tanda seru                = titik 2-3-5
Tanda kutip buka     = titik 2-3-6 
Tanda kutip tutup     = titik 3-5-6 
Tanda kurung (kurung buka dan kurung tutup) = titik 2-3-5-6
Tanda hubung         = titik 3-6
Tanda garis miring   = titik 3-4
Tanda apostrof         = titik 3
Tanda lebih kurang             = titik 2-6 3-5 (dua petak)
Tanda bintang          = titik 3-5 3-5 (dua petak)
Tanda ellipsis           = titik 3 3 3 (tiga petak)

Fungsi Tanda-tanda Baca

Secara umum, tanda-tanda ini mempunyai fungsi yang sama dengan padanannya dalam tulisan awas. Namun demikian, terdapat beberapa kekhasan yang perlu anda perhatikan sebagai berikut.

1)            Tidak seperti dalam tulisan awas, tanda kutip buka dan kutip tutup dalam Braille mempunyai bentuk yang berbeda.
2)            Di pihak lain, Braille tidak membedakan bentuk tanda kurung tutup dan kurung buka. Di samping itu, perlu dicatat bahwa tanda kurung dalam matematika mempunyai bentuk yang berbeda, yang akan anda pelajari pada Modul 6.
3)            Dalam tulisan awas, tanda elipsis sama dengan tiga buah tanda titik, sedangkan dalam Braille, tanda ellipsis sama dengan tiga buah tanda apostrof.
4)            Tanda Tanya dan tanda kutip buka mempunyai bentuk yang sama. Yang membedakannya adalah posisinya dalam teks. Tanda Tanya selalu berada pada akhir teks, sedangkan tanda kutip buka selalu berada pada awal teks.


Latihan 2.3


            Salinlah teks Braille berikut ini ke dalam tulisan awas.
1.
,para perintis itu adalah3 ,moon1 ,hauy1 ,barbier4
2.
,siswa3 8,di mana ,louis ,Braille dilahirkan80
3.
,charles ,barbier 7seorang perwira ,perancis7 adalah penggagas 8tulisan malam04
4.
8,dia bukan laki-laki2 dia seperti laki-laki60
5.
,qur’an terdiri dari ‘’’ ayat4
6.
8’’’ yang mempunyai kelainan fisik dan/atau mental ‘’’8
Description: Tanda Baca Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed: Tanda Baca


Shares News - 2:35 AM
Read More Add your Comment 0 comments